KELOLA STRESS, BERDAMAI DENGAN KEADAAN, GO AWAY HYPERTENSION
Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M
Stress dapat melanda siapa saja, tua, muda, laki-laki ataupun perempuan, stress
merupakan beban pikiran yang dapat dialami oleh siapa saja. Stress bermula dari adanya
suatu masalah yang belum terpecahkan. Masalah merupakan pemicu utama timbulnya
stress dan ketegangan pikiran, oleh karena itu membutuhkan beragam cara penyelesaian
masalah agar frekuensi stress bisa berkurang sehingga metabolisme tubuh tidak terganggu.
Semua orang yang hidup tentunya mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan
dicarikan solusi penyelesaiannya, namun apa yang terjadi jika penyelesaian masalah
tersebut tidak kunjung datang, penumpukan masalah tanpa diikuti dengan solusi
pemecahannya akan berujung pada BT atau istilah kerennya Buntu Total. Bagaimana
respon tubuh terhadap mekanisme stress yang terjadi? Apakah dampak dari ketegangan
pikiran dan stress yang tidak terselesaikan? Yuk kita baca secara tuntas..
Hakekat masalah itu ada untuk diselesaikan, bukan untuk dihindarkan, bukankah
masalah tersebut sejatinya merupakan sebuah media anak tangga menuju kesuksesan.
Pedih, perih, kecewa, merana, menderita adalah sejumlah dampak yang ditimbulkan dari
datangnya sebuah masalah, namun bukankah Allah menciptakan manusia sebagai kaum
berpikir, kaum yang memiliki derajat paling mulia yang mana tentunya dengan derajat yang
tinggi tersebut, manusia diberikan sejumlah kemampuan dan kekuatan untuk
menyelesaikan masalah dengan cerdas dan tepat. Yakinlah bahwa masalah adalah pembuka
pintu keberkahan, seberat apapun masalah pastinya memiliki hikmah kebaikan, bahwa
menjadi pribadi yang tegar dan tangguh hanya dilahirkan melalui berbagai masalah yang
tiada kunjung henti. Kelola masalah tersebut dengan wise (bijaksana), Masalah tersebut
sebenarnya untuk membesarkan kita bukan untuk mengkerdilkan kita.
Bahaya dari ketegangan pikiran dan stress jika tidak terselesaikan akan menimbulkan
beberapa gangguan dan penyakit bagi tubuh. Mekanisme metabolisme tubuh menjadi
terganggu oleh karenanya, hormon endhorfin yang berfungsi untuk menimbulkan rasa
senang berangsur-angsur akan hilang berganti dengan hormon adrenalin yang mana
hormon tersebut justru membuat irama jantung menjadi cepat alhasil hipertensi menjadi
dampak dari stress dan ketegangan pikiran yang tidak terselesaikan. Para peneliti hipertensi
menyatakan bahwa pria memiliki resiko lebih kecil terkena hipertensi yaitu berkisar 27%
dibanding wanita yaitu 29%. Hipertensi dapat ditekan salah satunya dengan mengontrol
emosi karena penderita hipertensi sangat mudah marah dan emosi jika mendapatkan hal-
hal yang tidak disukai.
Hipertensi atau biasa disebut Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Ada sekitar 800 juta orang
penderita hipertensi atau sekitar 10 – 30% dari jumlah penduduk dewasa dan menyebar
diberbagai negara. Tekanan darah tinggi (hipertensi) ini terjadi karena adanya tekanan darah
didalam arteri, yang mana arteri tersebut merupakan pembuluh darah yang mengangkut
darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Kondisi kronis dimana
tekanan darah pada dinding arteri meningkat disebut sebagai “pembunuh diam-diam” agar
terhindar dari kondisi demikian sebaiknya sering mengukur tekanan darah agar segera
diketahui jika tekanan darah sedang meningkat. Penentuan diagnose hipertensi
diberlakukan apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90
mmHg dalam 2 kali pengukuran dan dengan rentang waktu yang berbeda, sedangkan waktu
yang paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan darah yaitu pada saat istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi Primer
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, dari 90% pasien hipertensi
menderita akan menderita hipertensi jenis primer
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder diderita oleh 10%
penderita hipertensi.
Penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Penyakit : Penyakit ginjal kronis, hiperaldosteronisme primer, penyakit
renovaskuler, sindrom cushing, pheochromocytoma, koarktasi aorta, penyakit
tiroid atau paratiroid.
b. Obat-obatan tertentu misalnya kortikosteroid.
Oleh karena itu sangat penting sekali mengenali gejala-gejala hipertensi, dengan
mengenali gejala-gejela hipertensi tersebut dapat meminimalisir faktor resiko hipertensi,
berikut ini adalah gejala-gejala hipertensi sebagai berikut :
1. Sakit kepala parah
2. Kelelahan dan kebingungan
3. Masalah penglihatan (kemungkinan komplikasi retina mata)
4. Nyeri dada
5. Sulit bernafas
6. Denyut jantung tidak beraturan
7. Adanya darah dalamurin (kemungkinan komplikasi ke ginjal)
8. Berdebar di dada, leher dan telinga
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Hipertensi Grade I yaitu apabila tekanan darah sistole diatas atau sama dengan 140
mmHg sedangkan tekanan darah diastole diatas sama dengan 90 mmHg.
Penegakkan diagnosis tersebut ditegakkan apabila selama 2 kali pemeriksaan
berturut-turut dalam rentang waktu seminggu pasien menunjukkan tekanan darah
tersebut.
2. Hipertensi Grade 2 yaitu ketika tekanan darah sistole diatas atau sama dengan 160
mmHg dan tekanan darah diastole diatas atau sama dengan 100 mmHg pada satu
kali pemeriksaaan
3. Krisis hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistole diatas atau sama dengan 180
mmHg dan tekanan darah diastole diatas atau sama dengan 110mmHg. Krisis
hipertensi ini terbagi menjadi 2 yaitu hipertensi emergensi yaitu apabila terdapat
kegagalan organ vital dan hipertensi urgensi yaitu jika belum terjadi kegagalan
organ vital.
Berikut ini merupakan klasifikasi tekanan darah menurut WHO :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normotensi <140, <90
Hipertensi ringan 140-180, 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat
>180, >105
Hipertensi sistolik
terisolasi
>140, <90
Hipertensi sistolik
perbatasan
140-160, <90
The Sixth Report Of the Joint National Committee on
Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure mengklasifikasikan
hipertensi menjadi :
Kategori Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
Rekomendasi
Normal >130, <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi
tingkat 1
140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi
tingkat 2
160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
Hipertensi
tingkat 3
≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
minggu berdasarkan kondisi
medis
Jumlah penderita hipertensi diseluruh dunia terus meningkat, Berdasarkan data
Lancet (McMarthy, 2010), di negara India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang
pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta
orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4
juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun
2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak
terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi
hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung
untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
risikonya, dan 90% merupakan hipertensi essensial.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita
hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 % dari jumlah keseluruhan
penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipretensi perempuan lebih banyak 6 %
dibanding laki-laki. Sedangkan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai
sekitar 9,4 %. Ini artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan
terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga
kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.
Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, antara lain yaitu :
- Faktor Usia :
Usia tua tentunya akan semakin beresiko terkena hipertensi dikarenakan pengerasan
pembuluh darah terjadi seiring bertambahnya usia.
- Faktor Jenis Kelamin
Untuk laki-laki resiko terbesar terkena hipertensi yaitu pada usia >45 tahun
sedangkan pada wanita usia >65 tahun oleh karena itu perlu mengkaji asupan
makanan dan lebih berhati-hati terhadap makanan yang dapat memicu resiko
hipertensi.
- Faktor Keturunan
Orang tua yang memiliki riwayat keturunan hipertensi akan lebih besar menurunkan
riwayat hipertensi kepada anaknya.
- Kurang Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik ini dapat memicu terjadinya hipertensi untuk itu lakukan olahraga
secara teratur. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Olahraga
ringan sangat dianjurkan untuk penderita hipertensi ini yaitu seperti berjalan kaki,
bersepeda, lari santai dan berenang.
- Konsumsi garam yang berlebihan
Konsumsi garam yang berlebihan juga memicu timbulnya hipertensi oleh karena itu
sebaiknya mengurangi konsumsi garam satu sendok teh dalam sehari
- Obesitas
Kelebihan berat badan juga dapat memicu hipertensi, oleh karena itu perlu sekali
berolahraga dan menjaga asupan makanan agar tidak terjadi obesitas
- Terlalu banyak minum kopi
Kopi mengandung kafein sehingga dapat memperberat resiko hipertensi
- Minum minuman keras
Mengkonsumsi minuman keras sangat membahayakan tubuh dan dapat mencetus
terjadinya hipertensi
- Merokok
Dengan merokok akan melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses
pengerasan pembuluh darah. Bagi penderita hipertensi sebaiknya segera berhenti
merokok.
- Stress
Keadaan dan kondisi stress dapat memicu kerja jantung lebih cepat dan tidak
beraturan, oleh karena itu agar terhindar dari hipertensi jauhi stress dan belajarlah
menerima keadaan serta berdamai dengan keadaan karena sesulit apapun keadaan
yang diterima adalah yang terbaik untuk kita.
Kejadian stroke, serangan jantung, gagal jantung dan gagal jantung kronis adalah
beberapa gambaran faktor resiko hipertensi yang tidak tertangani dengan baik. Faktor
resiko lain dari hipertensi yaitu Aneurisme atau pelebaran abnormal pada arteri.
Peningkatan pembuluh darah dapat memicu pelebaran dinding pembuluh darah. Dinding
yang menggembung akan menjadi lemah saat menahan tekanan aliran darah, terjadi
komplikasi yang cukup parah apabila pembuluh darah pecah sehingga bisa berakibat
kematian. Pembuluh darah kecil pada ginjal juga merupakan faktor resiko lainnya, hal
tersebut akan membuat ginjal tidak dapat berfungsi secara normal, gejalanya diantaranya
pembengkakan kedua tungkai bawah, sering buang air kecil di malam hari tetapi volume
urine sedikit. Faktor resiko yang tidak kalah berbahaya yaitu sindrom metabolik yaitu
munculnya sejumlah masalah kesehatan yang terjadi secara bersamaan, meningkatnya
kadar trigliserida, rendahnya kadar kolesterol baik (HDL), tingginya kadar gula darah puasa,
sindrom ini juga dikenal dengan nama sindrom resistensi insulin yaitu tubuh gagal
menggunakan insulin dalam darah dengan efektif sehingga meningkatkan resiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler dan diabetes.
Parahnya komplikasi hipertensi harus dicegah sedini mungkin, agar komplikasi yang
terjadi tidak terlalu parah, perubahan gaya hidup merupakan prioritas utama dalam
meminimalisir dampak hipertensi. Perubahan gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya
hidup sehat terbukti cukup signifikan untuk menurunkan tekanan darah. Langkah ini dapat
dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak,
dan seimbang, misalnya, nasi merah, buah, serta sayur, mengurangi konsumsi garam, aktif
berolahraga, menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan bila sudah
overweight (kelebihan berat badan), berhenti merokok, mengurangi minuman yang
mengandung kafein dan minuman keras, serta melakukan meditasi seperti yoga atau terapi
relaksasi lainnya agar tidak stress. Jauhi stress dengan mengalihkan pikiran dengan
melakukan kegiatan positif, selama hidup didunia ini, selama itu pula sejumlah masalah
akan datang, karena masalah ada untuk diselesaikan bukan untuk dihindarkan, untuk
menangkal bahaya hipertensi ini perlu kemampuan untuk mengelola stress dan masalah.
Penerimaan yang ikhlas dan pasrah bahwasanya semua masalah datang dari Yang Maha
Kuasa untuk diselesaikan dan dicarikan solusi, kesabaran kita dituntut karena sebagai
hamba yang beriman yang mempercayai bahwasanya semua masalah datang untuk
kebaikan dan kebermanfaatan, tiada sesuatu hal didunia ini yang tidak memiliki hikmah
kebaikan. Kesabaran dalam menyelesaikan suatu masalah akan meningkatkan kualitas
keimanan dan kualitas kehidupan, untuk itu berdamailah dengan keadaan, berdamailah
dengan masalah karena sesungguhnya masalah adalah sebuah anak tangga menuju
kesuksesan dan keberkahan hidup. Katakan selamat datang kepada masalah dan akhiri
dengan selamat jalan masalah..Yess im happy..go away hypertension!!!
Komentar
Posting Komentar