TAKE THE DECISIONS EVERYWHERE AND ANYWHERE/AMBIL KEPUTUSAN DIMANA SAJA DAN KAPAN SAJA



Penulis :Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M

Keputusan bagi pemimpin itu ibarat amunisi yg harus diarahkan sesuai target bidikan dan sasaran yg tepat, cermat serta detail. Collin Powel menyatakan bahwa pemimpin harus selalu mampu membuat keputusan dalam situasi yang serba terbatas. Formula matematisnya adalah jika sudah mendapat 40-70% informasi yg diperlukan maka ambilah keputusan dan gunakan naluri. Pemimpin yg mempunyai kebiasaan menunda-nunda keputusan karena menunggu informasi yg lengkap hanya akan memperbesar resiko kegagalan terhadap segala kendala yg ada. Untuk itu hal yg utama disiapkan pemimpin adalah "Mental dan Motivasi" seberapa jauh mental yg disiapkan yg tentunya tak mengenal waktu pagi siang malam, mengantuk, capai, sakit, sibuk, pusing, dsb, ingat keputusan, kontribusi dan konsistensi pemimpin sgt dibutuhkan, mereka yg dipimpin tentunya jauh lebih urgent kondisi dan situasinya, bukankah pemimpin itu seperti nahkoda yg apabila salah menentukan garis bujur maka lenyap sudah nasib penumpang satu kapal.

Kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan rakyat adalah motivasi sejati seorang pemimpin, senyum kebahagiaan kaum marginal, kenyangnya perut mereka, dan nyamannya tidur mereka merupakan sebagian motivasi seorang pemimpin, kebermanfaatan dan kemaslahatan merupakan cita-cita luhur pemimpin. Keterbatasan situasi dan kondisi pemimpin bukan penghalang bagi pengambilan keputusan, krn saat pengambilan sumpah jabatan, seluruh jiwa raga, integritas, tanggung jawab dan dedikasinya sdh sepenuhnya diserahkan kpd yg dipimpin, sumpah jabatan dan pengabdian haruslah selalu linear conqruen, tak kenal lelah, tak kenal menyerah.

Masih ingat kan Jenderal Sudirman yg saat sakit ditandu masih juga memimpin prajurit untuk perang atau Presiden Soekarno yg pada saat sebelum pembacaan teks naskah Proklamasi beliau sakit demam, nasib rakyat adalah segalanya buat beliau, tak gentar walau raga sakit, tak surut walau kondisi lemah, itulah sejatinya pengorbanan seorang Pemimpin. Pengambilan keputusan tak kenal waktu dan kondisi serta situasi, nyawa ribuan rakyat merupakan taruhanya, apalah arti kelemahan fisik seorang pemimpin jika dibandingkan dengan nasib ribuan rakyat??? Sangat naif jika hanya berpikir dan beralasan krn kelemahan fisik semata.

Ucapan sumpah janji jabatan merupakan ikatan perjanjian antara pemimpin dan rakyat yg harus dipegang teguh dan dilaksanakan dengan segenap jiwa raga untuk memberikan kontribusi dan melayani rakyat dimanapun, kapanpun dan kondisi apapun. Kelincahan pengambilan keputusan seorang pemimpin merupakan penentu kesuksesan kepemimpinannya, oleh karena itu harus selalu siap, think fast and take fast, gunakan naluri diakhir kebuntuan yg ada, waktu ibarat jurang terjal yg apabila tdk bijaksana dlm timing pengambilan keputusan justru akan menyebabkan kegagalan, be wise, smart and logic thinking, gunakan rumus diatas, buat analisa, gunakan naluri dan segeralah mengambil keputusan, karena keputusan pemimpin merupakan penentu nasib bagi yang dipimpin dan penentu kesejahteraan bagi ribuan umat...so jangan pernah ragu, tetapkan keyakinan, and lets go!!!!
Patria Narendra, 30 Sept 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECERDASAN DAN MINDSET PEMIMPIN MEMPENGARUHI KEMAJUAN NEGARA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M Ramalan Prabu Jayabaya Raja Kediri (1135-1157) tentang Zaman Kolobendu atau Era  Kekacauan (Goro-goro) menyebutkan bahwa ketika banyak pejabat makin jahat, penduduk makin  terpencil. Orang yang curang semakin garang, orang jujur semakin ajur (hancur), orang mulia  makin tersia-sia, orang jahat mendapat derajat, yang jahat kelebihan berkat, ketika banyak pejabat makin jahat, namun jika semua itu sirna maka akan memasuki zaman mulia, di mana Jawa akan makmur. Hal itu ditandai dengan kemunculan Ratu Ginaib, artinya pemimpin yang menjadi utusan ALLAH yang mengutamakan Ketuhanan, Perikemanusiaan dan Perikeadilan. Politik itu memuliakan bukan cakar-cakaran bukan memanfaatkan bukan pula mengeksploitasikan, politik itu menyejahterakan membahagiakan rakyat lalu jika sudah tertanam sifat egois bagaimana empatisme terhadap rakyat mau bersemi, sejatinya politik itu sikap rela berkorban untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara bukan ajan...
Baca selengkapnya

REPUBLICA DEMOCRATICA de TIMOR LESTE

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.K.M., M.K.M Kesombongan adalah kekerdilan pengetahuan dan wawasan sehingga menyebabkan mindset, pandangan menjadi minim dan terjadi blokade pemikiran serta subyektifitas sudut pandang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai sejarah dan jasa Pahlawan serta mampu mengambil hikmah dari setiap perjuangan rakyat. Disini penulis tidak akan membahas sejarah Timor Leste, Anda bisa googling sendiri bagaimana sejarah Timor Leste berjuang melawan Portugal, dikuasai Jepang, setelah merdeka dari Portugal terjadi perang saudara, yang akhirnya Menteri Luar Negeri Adam Malik berbicara di forum PBB mengenai konflik perang saudara yang menewaskan puluhan ribu orang, hingga akhirnya AS dan Australia menyetujui Timor Leste berintegrasi ke Indonesia agar kekuatan komunis tidak menjadi besar dan kuat di Asia Tenggara. Tulisan ini, penulis fokuskan pada beberapa kemajuan Timor Leste secara mindset, konsep dan pandangan para pejabat-pejabatnya, sekali lagi tulis...
Baca selengkapnya

KETELADANAN HOEGENG DAN ASA RAKYAT KECIL AKAN KEADILAN HUKUM

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M  Hoegeng adalah tokoh Kepolisian Indonesia, bisa disebut Polisi terbaik yang belum ada samanya sampai hari ini. Hoegeng pernah menjabat Kepala Kepolisian Republik Indonesia ke-5, tahun 1968 – 1971. Sosoknya sangat sederhana, demikian pula kehidupan istri, anaknya. Padahal dengan posisinya sebagai Kapolri bisa saja hidup mewah, menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya keluarga atau kerabatnya. Seperti yang ia katakan “selesaikan tugas dengan kejujuran, karena kita masih bisa makan dengan garam”. Ungkapan yang sangat mendalam dan penuh kebijaksanaan dari seorang Jenderal. Keteladanan Hoegeng, bahkan diluar nalar sebagian orang apalagi penyelenggara negara saat ini dimana Hoegeng lebih memilih menutup toko kembang milik keluarganya karena khawatir semua orang yang berkepentingan dengannya pasti akan membeli kembang di toko itu. Hoegeng memutuskan menutup usaha yang sudah digeluti sejak lama, padahal kondisi ekonomi keluarganya sedang dal...
Baca selengkapnya