NILAI PANCASILA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA BERDAYA SAING GLOBAL



Penulis : Patriawati Narendra, S. KM, M.K.M

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dari Sabang

sampai Merauke dan keragaman suku bangsa, berbagai jenis adat istiadat, bahasa

merupakan modal tersendiri untuk meningkatkan daya saing global. Bagaimana tidak?

Pembangunan suatu bangsa tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang

berdaya, berkualitas, berpikiran global, konsisten, tidak putus asa dan mampu

menghadapi tantangan global. Kekayaan alam Indonesia merupakan local advantage

yang tetap menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Dari segi stabilitas ekonomi

Indonesia merupakan negara yang memiliki stabilitas yang cukup bagus dan kondusif

yang merupakan modal kekuatan Indonesia untuk mengahadapi tantangan daya saing

global yang sangat kompetitif.


Pancasila hadir untuk memberikan pedoman-pandangan karakter kebangsaan,

bahwa Indonesia sangat menghargai perbedaan agama, suku bangsa, ras dan

keragaman bahasa, budaya, hal tersebut sangat penting untuk mencetak sumber daya

manusia yang berkualitas, terbuka dan menerima keragaman, memilki karakter

religius, percaya diri, etos kerja yang tinggi sebagai upaya untuk memajukan

pembangunan yang berdaya saing global.


Masalah yang lalu muncul adalah seperti apa wujud negara Pancasila dalam

praktik? Indonesia dalam praktik pasti tidak pernah sebagai implementasi sempurna

Pancasila dalam keseluruhan ataupun tiap silanya. Pancasila adalah norma-norma

ideal. Dalam istilah Bung Karno, Pancasila adalah leidstar (bintang pimpinan) yang

dinamis, menggerakkan rakyat untuk berjuang, menuntun bangsa saat bergerak,

memusatkan energi bangsa mewujudkan tujuan berbangsa. Apabila nasionalisme

Pancasila jadi panduan hidup bernegara dan berbangsa, niscaya itu menjadi magnet

bagi partisipasi seluruh warga untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa. Baik untuk

kelompok belum tentu baik untuk bangsa, tetapi baik untuk bangsa pasti baik bagi

kelompok. Praktik kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya merupakan

mozaik implementasi Pancasila sebagai kesatuan yang berkembang dari waktu ke

waktu.


Pendahulu bangsa Indonesia telah memberikan keteladanan bahwa dengan

memahami dan mengamalkan Pancasila secara utuh akan memberikan dampak positif bagi

eksistensi Indonesia dikancah internasional. Ir. Soekarno sebagai founding father Indonesia

dan penggagas Pancasila telah memberikan teladan bahwa Indonesia adalah negara dengan

keragamanan suku bangsa, agama, budaya, bahasa dan justru keragaman tersebut yang

menjadikan Indonesia kuat, berdaya dan mampu menghadapi tantangan dan hambatan serta

inovatif sehingga mampu menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Falsafah

Pancasila yang dilandasi nilai-nilai sejarah, cita-cita dan ideologi, juga berfungsi memandu

bangsa Indonesia memandang dinamika kehidupan dan menentukan arah pembangunan

menuju masyarakat yang mandiri, maju, adil, makmur dan sejahtera.


Pancasila yang merupakan hasil dari konsensus nasional yang telah disepakati

oleh para pendiri bangsa Indonesia. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa

terhadap sikap dan karakter bangsa Indonesia untuk melaksanakan kehidupan

berbangsa dan bernegara serta untuk menghadapi tantangan daya saing global

didunia. Globalisasi memberikan pengaruh terhadap perkembangan proses perubahan

peradaban manusia selain itu juga globalisasi memberikan dampak pesatnya

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dinamika dalam globalisasi berdampak

luas terhadap eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai

Pancasila bisa menjadi perisai yang kuat akan dampak negatif globalisasi sebagai

akibat dari perubahan sosial yang ditimbulkannya.

 

 

5 (Lima) Nilai Pancasila sebagai Bintang Penuntun

Nilai Religius merupakan nilai yang sangat sakral, suci dan mulia. Nilai

Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila memberikan dampak yang signifikan

untuk mencetak sumber daya manusia religius, berkeyakinan teguh terhadap nilai-nilai

religius. Nilai Ketuhanan juga memberikan pandangan dan keyakinan untuk mencetak

sumber daya manusia yang mampu menerima keberagaman agama, menghargai

perbedaan agama dan menghormati pemeluk agama lain untuk dapat bersinergi dalam

melaksanakan pembangunan nasional dimana hal tersebut sebagai modal yang

tangguh untuk menghadapi dinamika globalisasi.


Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan andil yang sangat kuat

untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menerima kebenaran dengan

tulus dan mampu untuk berbuat adil serta dapat memanusiakan manusia. Mampu

bertoleransi dan menciptakan adab tingkah laku yang baik, mampu menciptakan iklim

yang sinergis, kondusif, saling menghargai satu sama lain sehingga dapat

menciptakan harmoni selaras dan damai yang dapat meningkatkan hubungan baik

antar negara sehingga berpengaruh kepada simpatisme bangsa lain terhadap kualitas

sumber daya manusia Indonesia.


Nilai Persatuan Indonesia memberikan makna bahwa sebagai generasi

penerus bangsa, sumber daya manusia Indonesia mutlak mencintai bangsa dan

negara serta warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Persatuan

Indonesia merupakan ikatan batin yang kuat yang terbentuk melalui perjuangan yang

panjang dan mutlak untuk dilestarikan. Nilai Persatuan Indonesia memberikan

pengaruh dan dampak yang positif untuk menjaga kekuatan dan rasa senasib

sepenanggungan, cinta tanah air bahwa sumber daya manusia Indonesia wajib untuk

menjunjung tinggi persatuan dan membela Indonesia untuk menghadapi persaingan

global. Dengan kekuatan nilai persatuan Indonesia, sumber daya manusia mampu

menciptakan kedaulatan iptek, kedaulatan pangan, kedaulatan ekonomi, dan

kedaulatan kesehatan sehingga tidak mudah menerima pengaruh negatif globalisasi.


Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan akan menciptakan karakter sumber daya manusia

Indonesia yang mampu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak

memaksakan kehendak kepada orang lain, dapat menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia dan nilai keadilan sehingga dalam persaingan globalisasi sumber

daya manusia Indonesia diharapkan dapat menjunjung tinggi keadilan,kebenaran,

harkat dan martabat manusia, yang tidak egoistis hanya memikirkan kemakmuran

sekelompok orang saja tetapi mampu berpikir untuk memberikan dampak yang positif

bagi masyarakat global dan mampu menjunjung tinggi harkat martabat manusia

meskipun tidak satu agama, ras dan suku bangsa.


Nilai Pancasila yang terakhir yaitu Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia mengandung arti pandangan dan falsafah bahwa sumber daya manusia

Indonesia harus mampu menghargai karya orang lain, menghargai kemampuan

bangsa lain dan menghormati dan menghargai keunggulan bangsa lain, gemar

memberikan pertolongan dan menghargai hak dan kewajiban orang lain, sehingga

dengan karakter tersebut semakin menambah kualitas sumber daya manusia. Indonesia di

era globalisasi dimana sikap toleransi, dan menghargai hak dan kewajiban orang lain mulai

luntur dan hilang.

 

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Pembangunan yang digalakkan perlu sebuah paradigma, yaitu sebuah

kerangka berpikir mengenai hal-hal yang sangat mendasar diputuskan dan dijalanakan

sebagai kebijakan. Pada dasarnya pembangunan adalah bukan tujuan pada dirinya

sendiri, tetapi suatu usaha pengembangan manusia. Dalam konsepsi ini yang

ditekankan bukan hanya hasil yang bermanfaat, tetapi proses pencapaian hasil juga

penting.


Pembangunan yang berparadigma Pancasila adalah pembangunan yang sarat

muatan nilai yang berfungsi menjadi dasar pengembangan visi dan menjadi evaluasi

atau mengawal terhadap pelaksanaan pembangunan. Hal ini sebagaimana yang

didengungkan Gardner dalam (Yudi Latif, 2015) bahwa untuk membangun peradaban

yang besar harus berdasar pada sesuatu yang diyakini dan berdimensi moral.

Pembangunan sumberdaya manusia Indonesia tidak hanya berorientasi

pertumbuhan ekonomi tetapi juga bagaimana mengembangkan pembangunan

manusia yang holistik dengan mengacu pada Pancasila sebagai moral dasar bangsa.

Pertama, adalah pembangunan pendidikan. Pendidikan di era industri 4.0 dalam

misinya diarahkan untuk menciptakan manusia yang memiliki keterampilan dalam

memanfaatkan teknologi untuk perkembangan industri. Nilai praksis dari nilai dasar

Pancasila sebagai paradigma pembangunan maka pendidikan tidak hanya fokus pada

pengetahuan dan keterampilan saja tetapi yang paling utama adalah membentuk

kepribadian atau menanamkan nilai-nilai Pancasila. Kedua, pembangunan iptek yang

mengacu pada Pancasila. Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan banyak

kemudahan dan kemajuan bagi bangsa, namun juga tidak sedikit dampak negatifnya.

Pengembangunan iptek yang tidak didasarkan pada landasan nilai akan menyebabkan

peradaban yang buruk. Mendasari apa yang dikatakan (Siswoyo, 2016) bahwa

Pancasila berperan memberikan beberapa prinsip etis kepada ilmu pengetahuan dan

teknologi yaitu: (a) martabat manusia sebagai pribadi, sebagai subjek tidak boleh

diperalat untuk kepentingan iptek, riset; (b) prinsip “tidak merugikan”, harus dihindari

kerusakan yang mengancam kemanusiaan; (c) iptek harus sedapat mungkin

membantu manusia melepaskan dari kesulitan-kesulitan hidupnya; (d) menghindari

adanya monopoli iptek; (e) iman memancar dalam ilmu sebagai usaha memahami

“sunnatullah”, dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman.

Hemat penulis bahwa nilai-nilai luhur Pancasila yang diharapkan menambah

kualitas sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing global yang

tangguh, kuat dan mandiri. Maka karakter dari nilai-nilai Pancasila ini harus terus

dikembangkan melalui berbagai metoda pendidikan Pancasila dengan prinsip-prinsip

menghargai perbedaan dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai kekuatan.

Dengan nilai-nilai luhur Pancasila sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi

sumber daya manusia yang kompetitif, berkualitas, berkarakter, beradab, dan

menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta dapat menjadi sumber daya yang

memiliki daya saing global. 

Bravo INDONESIA JAYA ADIL MAKMUR SEJAHTERA!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECERDASAN DAN MINDSET PEMIMPIN MEMPENGARUHI KEMAJUAN NEGARA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

MARI BELAJAR DARI GENERAL ELECTRIC

REPUBLICA DEMOCRATICA de TIMOR LESTE