JULIAN ALDRIN PASHA, SANG JUBIR PRESIDEN SBY YANG KALEM DAN CERDAS




Ditulis oleh : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M
Siapa yg tak kenal Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia yg mempunyai pembawaan sangat kalem, cerdas dan bijaksana, dialah Julian Aldrin Pasha. Jubir Presiden era SBY 2009-2014 yang sangat bijak dalam memberikan statement, informasi dan penjelasan kepada publik. Ungkapan Imam Syafi'i yg mengatakan bahwa "Jadikan diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dalam berfikir" dan Ungkapan Spinoza bahwa "Dunia akan lebih bahagia jika manusia mempunyai kemampuan yg sama saat diam dan berbicara" mungkin telah memberikan inspirasi kepada beliau bahwa diam adalah alternatif terbaik untuk mereduce semua hal yang mungkin akan menyebabkan kegaduhan..Wow..its perfect!.

Jubir Presiden tentulah jabatan yg sangat tidak mudah dan menuai banyak resiko yg cukup fatal apabila dilakukan dgn sembrono dan tidak hati-hati, segala kebijakan, keputusan Presiden tentu tersampaikan melalui corong sang Jubir, oleh karena itu tentu wibawa Presiden sangat tergantung juga dari kemampuan dan kecerdasan sang Jubir dalam berbicara dan memberikan statement.
Dosen Ilmu politik pengampu mata kuliah Kekuatan Politik, Ekonomi Politik, Pembangunan Politik dan Metodologi Ilmu Politik jelas dipilih Presiden SBY sebagai Jubir, selain kalem, cerdas, Sang Jubir juga mempunyai pembawaan attitude yg sederhana dan bijaksana, jika tidak perlu untuk berbicara..ya lebih baik diam..thats great Sir!!

Pengolahan kata-kata dan penyampaian informasi yg bijak merupakan hal yg sangat penting bagi Jubir yg menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 Ilmu politik di Universitas Hosei Tokyo Japan. Tak pelak membuat wartawan harus menguras otak untuk menggali semua keterangan demi keterangan dari Sang Jubir yg kalem ini. Kalem tetapi lugas dan jelas mengingat posisi Jubir Presiden sangat menentukan dalam menciptakan ketentraman situasi dan kondisi politik nasional dan internasional, hal tsb membuat pria kelahiran Teluk Betung Lampung menjadi sangat berhati-hati dan sangat menata semua pembicaraan dan statement yg dilontarkannya. Seni berolah kata dan memilih kata yg bijak dan pas memang sangat diperlukan oleh Jubir dalam menyampaikan semua informasi dari Istana. Pengendalian dalam berstatement dan memberikan pernyataan juga merupakan point penting untuk menciptakan kondisi situasi dalam negeri yg kondusif dan tentram.

Mengingat semua kebijakan dan keputusan dari Istana merupakan hal yg sangat sensitif dan menyangkut citra Presiden itu sendiri, sehingga pemilihan kata dan pengolahan kata merupakan hal yg mutlak dilakukan Jubir, bukan mengurangi dan bukan pula menambahi akan tetapi menyampaikan dengan cara dan kata yg bijak dan tidak menuai sikap kontroversial yg sekaligus dapat meredam kegaduhan nasional. '
Tanggung jawab untuk meredam kegaduhan nasional telah mengilhami Sang Jubir dalam menunaikan tugasnya, bukan hanya bermanfaat untuk meredam konflik horisontal dan vertikal tetapi sikapnya tersebut merupakan sikap yg bijak dan negarawan yg bukan saja loyal kepada Presiden tetapi juga suatu bentuk pengabdian kepada bangsa Indonesia untuk memberikan informasi dari Istana dengan cara bijak dan sarat manfaat. Terimakasih atas pengabdianmu selama ini Pak, Tokoh politik yg cerdas dan membanggakan.
You are my idol, semoga Allah memberikan kesempatan untuk saya agar bisa mengikuti seminar dan sekaligus bisa berdiskusi denganmu Pak..proud of you Sir!!!.
Patria Narendra, 19 Februari 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECERDASAN DAN MINDSET PEMIMPIN MEMPENGARUHI KEMAJUAN NEGARA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M Ramalan Prabu Jayabaya Raja Kediri (1135-1157) tentang Zaman Kolobendu atau Era  Kekacauan (Goro-goro) menyebutkan bahwa ketika banyak pejabat makin jahat, penduduk makin  terpencil. Orang yang curang semakin garang, orang jujur semakin ajur (hancur), orang mulia  makin tersia-sia, orang jahat mendapat derajat, yang jahat kelebihan berkat, ketika banyak pejabat makin jahat, namun jika semua itu sirna maka akan memasuki zaman mulia, di mana Jawa akan makmur. Hal itu ditandai dengan kemunculan Ratu Ginaib, artinya pemimpin yang menjadi utusan ALLAH yang mengutamakan Ketuhanan, Perikemanusiaan dan Perikeadilan. Politik itu memuliakan bukan cakar-cakaran bukan memanfaatkan bukan pula mengeksploitasikan, politik itu menyejahterakan membahagiakan rakyat lalu jika sudah tertanam sifat egois bagaimana empatisme terhadap rakyat mau bersemi, sejatinya politik itu sikap rela berkorban untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara bukan ajan...
Baca selengkapnya

REPUBLICA DEMOCRATICA de TIMOR LESTE

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.K.M., M.K.M Kesombongan adalah kekerdilan pengetahuan dan wawasan sehingga menyebabkan mindset, pandangan menjadi minim dan terjadi blokade pemikiran serta subyektifitas sudut pandang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai sejarah dan jasa Pahlawan serta mampu mengambil hikmah dari setiap perjuangan rakyat. Disini penulis tidak akan membahas sejarah Timor Leste, Anda bisa googling sendiri bagaimana sejarah Timor Leste berjuang melawan Portugal, dikuasai Jepang, setelah merdeka dari Portugal terjadi perang saudara, yang akhirnya Menteri Luar Negeri Adam Malik berbicara di forum PBB mengenai konflik perang saudara yang menewaskan puluhan ribu orang, hingga akhirnya AS dan Australia menyetujui Timor Leste berintegrasi ke Indonesia agar kekuatan komunis tidak menjadi besar dan kuat di Asia Tenggara. Tulisan ini, penulis fokuskan pada beberapa kemajuan Timor Leste secara mindset, konsep dan pandangan para pejabat-pejabatnya, sekali lagi tulis...
Baca selengkapnya

KETELADANAN HOEGENG DAN ASA RAKYAT KECIL AKAN KEADILAN HUKUM

Gambar
Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K.M  Hoegeng adalah tokoh Kepolisian Indonesia, bisa disebut Polisi terbaik yang belum ada samanya sampai hari ini. Hoegeng pernah menjabat Kepala Kepolisian Republik Indonesia ke-5, tahun 1968 – 1971. Sosoknya sangat sederhana, demikian pula kehidupan istri, anaknya. Padahal dengan posisinya sebagai Kapolri bisa saja hidup mewah, menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya keluarga atau kerabatnya. Seperti yang ia katakan “selesaikan tugas dengan kejujuran, karena kita masih bisa makan dengan garam”. Ungkapan yang sangat mendalam dan penuh kebijaksanaan dari seorang Jenderal. Keteladanan Hoegeng, bahkan diluar nalar sebagian orang apalagi penyelenggara negara saat ini dimana Hoegeng lebih memilih menutup toko kembang milik keluarganya karena khawatir semua orang yang berkepentingan dengannya pasti akan membeli kembang di toko itu. Hoegeng memutuskan menutup usaha yang sudah digeluti sejak lama, padahal kondisi ekonomi keluarganya sedang dal...
Baca selengkapnya