HELDY DJAFAR, CINTA SENJA DIUJUNG KEKUASAAN BUNG KARNO

 

Penulis : Patriawati Narendra, S.K.M., M.K.M


Pertemuan pertama di Istana telah membuat hati Heldy remaja meleleh, mengapa tidak

pertemuan itu yang ia sendiri sebagai Barisan Bhinneka Tunggal Ika telah membuatnya

berkesan, dalam langkah-langkah Presiden RI menuju anak tangga Istana. Presiden tiba-tiba

berhenti sesaat, sepasang mata Sang Proklamator tersebut tertuju kepada gadis belia nan

ayu, "Dari mana asal kamu? Dari Kalimantan Pak", jawab Heldy kaget

gemetar, "Oh aku kira dari Sunda, Rupaya ada orang Kalimantan cantik", kesan

dari pertemuan pertama dengan Sang Proklamator tersebut yang membuat hati Heldy

berkecamuk.


Mengingat Bung Karno adalah salah satu tokoh idola Heldy sejak kecil, berbagai pidato dan

foto-foto Bung Karno yang terpajang dirumahnya menginspirasi Heldy, Law of Attraction telah

berbicara manakala kita mengidolakan seseorang, masuk kedalam alam bawah sadar, maka

diluar kemampuan manusia, apa yang dipikirkan tersebut akan menjelma.."Dik, kau

tahu. Kau tidak pernah mencari aku, aku juga tidak mencari engkau, Tapi Allah

mempertemukan kita", percakapan Bung Karno dengan Heldy dalam mobil VW Kodok saat

Bung Karno datang kekeluarga Heldy untuk menyatakan ketertarikan Bung Karno terhadap

Heldy.


Tahun berganti tahun, hingga akhirnya pertemuan demi pertemuan yang semakin

memantapkan Bung Karno untuk memperistri Heldy Djafar pada tanggal 11 Juni 1966 dengan

mas kawin sebuah gelang emas putih bermata berlian dengan kadar enam karat merupakan

pernikahan terakhir yang sekaligus cinta terakhir Bung Karno.


Resepsi pernikahan yang sangat sederhana mengingat ayah Heldy meninggal sehari sebelum

pernikahannya dengan Bung Karno. Selain Heldy cantik, ayu dan anggun, Bung Karno

terpikat pada kepandaian Heldy dan kemampuan Heldy dalam membaca ayat suci Al Qur'an.

Sayang konflik politik yang semakin berkecamuk yang akhirnya membuat pertemuan Bung

Karno dan Heldy tidak bisa intens dan akhirnya membuat Heldy pasrah dan mundur dari

pernikahannya dengan Bung Karno. “Mas, saya tidak tahan lagi dengan situasi ini. Kita tidak

bisa terus bersama, dan kalau bertemu harus di rumah orang lain. Saya mohon izin untuk

menjauh dari Mas.” ucap Heldy kepada Bung Karno. “Dik, aku tidak mau pisah sama kau.

Kau cinta terakhirku, kecuali aku pulang ke Rahmatullah", ucap Bung Karno kepada Heldy.


Pernikahan Heldy dengan Bung Karno pun berakhir, sungguh perpisahan yang sangat

mengharukan. Seiring dengan berakhirnya pernikahan dengan Heldy, dan kekuasaan

Soekarno pun juga berakhir dan pada tanggal 21 Juni 1970 Bung Karno wafat untuk selama-

lamanya. Bung Karno adalah sosok yang sangat memuliakan wanita, semua tutur kata dan

budinya sangat halus dalam memperlakukan wanita, dari beberapa surat kepada para istri-

istrinya tak terkecuali surat untuk Heldy, menunjukkan bahwa betapa besar rasa cinta Bung

Karno terhadap istri-istrinya, pandai dalam memikat hati wanita.


Selain surat cinta yang indah mempesona, Bung Karno juga seorang suami yang pandai

memberikan hadiah-hadiah kecil ataupun hadiah besar kepada para istrinya, sungguh profil

suami yang perlu dicontoh terlepas dari poligami beliau, akan tetapi adab tatacara Bung

Karno dalam memperlakukan istri-istrinya sangat menginspirasi sekali. Ketika beliau

mengangungkan cinta, disitu pula Bung Karno dapat memaknai sebuah cinta yang penuh

dengan perhatian, kasih sayang, kemesraan dan ketulusan.


Cinta Bung Karno penuh dengan kejutan-kejutan kecil, perhatian yang tulus dan sangat

bermakna. Bung Karno sangat paham bahwa wanita suka dipuji, suka dihormati, suka

dihargai dan suka jika dimuliakan, menjadikan tempat sandaran yang nyaman dan sekaligus

teduh untuk berlindung. Bung Karno merupakan sosok suami yang pandai dan sangat

bijaksana terhadap istri-istrinya....AMAZING!!!


Bung Karno bukan saja sebagai Sang Orator Ulung, Sang Proklamator, dan Founding Father.

Beliau juga seorang suami yang pandai dan ahli dalam mengangungkan istri dan menjadikan

istri menjadi the first one dalam hal apapun walaupuan beliau sedang sibuk luar biasa. Wanita

adalah mahluk Allah yang sangat halus sekali perasaan dan hatinya, maka perlakukan

sehalus mungkin untuk wanita. Wanita memang mahluk yang lemah lembut namun seorang

suami tanpa dampingan seorang istri tak akan berarti apa-apa, dan dibalik kesuksesan Bung

Karno terdapat keistimewaan-keistimewaan istri Bung Karno yang tetap tegar, tabah, dan

teguh dalam mendampingi perjuangan Bung Karno dalam meraih kemerdekaan

Indonesia...HIDUP WANITA INDONESIA!!!! Bravooooo.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECERDASAN DAN MINDSET PEMIMPIN MEMPENGARUHI KEMAJUAN NEGARA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

REPUBLICA DEMOCRATICA de TIMOR LESTE

KETELADANAN HOEGENG DAN ASA RAKYAT KECIL AKAN KEADILAN HUKUM