CHAUVINISME PROFESI MENGIZINKAN KRONI & GENG DALAM ORGANISASI

 

Penulis : Patriawati Narendra, S.KM, M.K,M , Penyunting Naskah : Warta Puskesmas

Latar Belakang
Berbicara masalah organisasi maka tidak bisa lepas dari konteks manusia sebagai mahluk sosial, bahwa pada dasarnya manusia butuh untuk berkelompok, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia itu zoon politicon, manusia butuh untuk berkelompok menyatukan tujuan, visi, misi dan menyamakan persepsi kelompok.

Namun bagaimana jika tujuan berkelompok tersebut melenceng dari hakekat berkelompok itu sendiri? Kalau istilah jaman now disebut "kroni dan geng". Apa akibatnya? Yang jelas akan terjadi suatu aksidensi karena jika tujuan pembentukan kelompok hanya untuk euforia, membangun kekuatan, membesarkan gengsi and egositas diri and kelompok, ingin eksklusifitas serta lebih parahnya bila berorientasi menjatuhkan sesama, menindas sesama dan menghancurkan sesama. Sesama yang penulis maksudkan disini adalah teman, kolega, rekan maupun partner kerja.

Apakah bisa sebuah "kroni atau geng" mampu membuat organisasi maju, sukses dengan output peningkatan produktifitas? Jawabannya adalah : Absolutely NO!!!

Ciri Organisasi Sakit
Organisasi yg sehat mampu menyingkirkan paham kroni maupun geng (chauvinisme profesi). Jika organisasi sudah tersusupi paham tersebut pada akhirnya memperlemah organisasi itu sendiri. Dan yang akan terjadi adalah saling sindir, saling bully, saling menjatuhkan dan saling iri dengki.

Mengapa "Paham kroni dan geng" tumbuh di organisasi?

Leadership / kepemimpinan yang lemah menjadi penyebab utama munculnya kroni dan geng dan hal itu bisa dikatakan bahwa keadaan dalam organisasi sedang sakit. Kepemimpinan yang lemah bercirikan tidak tangguh dan tidak cukup pintar untuk mengelola organisasinya. Ironisnya jika organisasi tersebut justru menggantungkan berjalannya organisasi kepada saran salah satu kroni atau geng saja. Jika hal itu terjadi akibatnya muncul saling menindas, saling fitnah, sikut menyikut dan bunuh membunuh karakter. Dan hal itu dianggap suatu kewajaran.

Ini yang terjadi jika organisasi disusupi kroni dan geng : yang bekerja ikhlas semakin ditindas, yang suka bermanis muka dan menjual nama semakin bahagia sejahtera, tak peduli teman, rekan atau sahabat difitnah, dijatuhkan hanya demi kemakmuran dan eksistensi, popularitas pribadi.

Apa obatnya?

Jangan menunggu "kesakitan" organisasi semakin parah. Pemimpin Organisasi perlu segera mengambil sikap memberantas paham chauvinisme profesi dalam organisasinya. Jangan takut kepada kroni dan geng dalam organisasi atau lebih buruknya justru menjadi "follower" mereka dengan cara mengikuti setiap "suara" mereka.

Kompetensi Pemimpin Organisasi

Ini yang harus dipunyai oleh Pemimpin Organisasi : open minded, abundance mentality, adil, egaliter, dan mempunyai wawasan serta visi maju bersama dan tidak menindas. Organisasi yg sehat membutuhkan kepedulian dan keahlian serta kemampuan kepemimpinan untuk dapat mengembalikan eksistensi organisasi, kebersamaan, kesatuan, kesolidtan dan asas adil merata.

Ditambah lagi ciri kepemimpinan yang baik adalah tidak diskriminatif, mampu mengesampingkan egositas diri dan profesi. Hal ini dibutuhkan karena seorang pemimpin organisasi menentukan derajad kesehatan organisasi. Beranikan diri untuk me-reject semua hal yg berbau chauvinisme profesi. You stand for all, pemimpin yang baik berdiri untuk semua dan bukan untuk sebagian golongan.

Jangan sebut diri anda pemimpin organisasi yang baik jika membiarkan chauvinisme profesi tumbuh subur di organisasi anda, dan bahkan anda mem-follow mereka.

Kesimpulan
Pada akhirnya sebuah organisasi sehat pasti melahirkan produktifitas bermutu. Hal ini mampu dicapai dengan sikap open mind yaitu tidak alergi kritik, saran, masukan dan ide. Satu lagi, seorang pemimpin organisasi harus meneladankan transparansi dalam keuangan kepada organisasinya.

Patria Narendra, 9 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECERDASAN DAN MINDSET PEMIMPIN MEMPENGARUHI KEMAJUAN NEGARA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

REPUBLICA DEMOCRATICA de TIMOR LESTE

KETELADANAN HOEGENG DAN ASA RAKYAT KECIL AKAN KEADILAN HUKUM